Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri sekaligus membuka seminar nasional yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (4/10). Dalam kesempatan itu, Anies mengingatkan urgensi kehadiran UMKM sebagai pihak yang turut berkontribusi dalam masalah ekonomi di Indonesia
Anies menjelaskan, tema “Kerja Sama antardaerah dalam Meningkatkan Daya Saing dan Pemberdayaan UMKM” adalah yang diusung dalam seminar tersebut. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran model kerja sama kemitraan dengan UMKM yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah serta merumuskan strategi kerja sama untuk meningkatkan daya saing daerah.
“Salah satu program tersebut adalah dengan membuka lapangan kerja yang akan menjadi sumber pendapatan yang layak bagi masyarakat. Semoga kita semua dapat saling bertukar pikiran, pengalaman, memperoleh perspektif baru, sekaligus menjadi wadah untuk membangun kerja sama antardaerah dalam meningkatkan daya saing dan kemandirian pangan sekaligus membuat pelaku UMKM semakin berdaya,” ujarnya.
Anies yang juga menjadi Ketua Umum APPSI itu juga menjelaskan bahwa tema yang diusung ini sesuai dengan pemahaman bersama bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah selalu dimaknai sebagai upaya untuk menyejahterakan masyarakat. Kondisi ini menjadikan Pemerintah Daerah membawa tugas untuk selalu melakukan program dan tindakan yang akan memajukan daerah dan masyarakatnya.
“Mari berdiskusi dan bertukar pendapat secara komprehensif mengenai kerja sama antardaerah dalam meningkatkan daya saing dan pemberdayaan UMKM. Sehingga dapat menemukan pemahaman bersama serta tekad yang kuat untuk memperbaiki kehidupan dan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM tahun 2021 telah mencapai 64,19 juta dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,97 persen atau senilai Rp 8.573 Triliun Rupiah. Terlebih lagi, UMKM mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja di Indonesia pada 2020 serta dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi.
Namun, tingginya jumlah UMKM di Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan serta kondisi pasca pandemi Covid-19 yang telah mengakselerasi transformasi di segala aspek kehidupan. Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pandemi Covid-19 telah menghantam keras para pelaku UMKM dan berdampak pada penurunan kontribusinya terhadap PDB Indonesia.
Penurunan ini sendiri disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu perubahan pola konsumsi barang dan jasa masyarakat di masa pandemi dari offline ke online, UMKM mengalami permasalahan tenaga kerja terampil, serta terhambatnya distribusi produk dan kesulitan bahan baku produksi.
Dengan melihat kondisi tersebut, Anies menyatakan hal itu perlu menjadi perhatian bersama, tidak terkecuali di lingkup daerah. Sebab faktanya, peningkatan kapasitas UMKM turut mendorong daya saing daerah sekaligus berperan sebagai penyedia sumber bahan pangan lokal, sehingga mengurangi tingkat ketergantungan impor.
“Dengan adanya hal ini, suatu daerah akan memiliki daya saing yang kompetitif dan pada akhirnya akan mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi serta pembangunan yang berimbang, adil, serta berkelanjutan,” pungkasnya.